Monday, April 15, 2013

UN 2013? kami kecewa

Pagi tadi, merupakan pagi yg menegangkan bagi hampir seluruh murid kelas 12 di Indonesia (kecuali bagi 11 prov yg UN diundur) karena Ujian Nasional hari pertama dgn pelajaran Bhs Indonesia dimulai. UN yg akan berlngsng selama 4 hari ini dari tanggal 15 - 18 April 2013 sudah menuai banyak kontroversi. Banyak pro dan kontra ttg pengadaan UN ini bagi syarat kelulusan seorang siswa. Ada yg menganggap dengan adanya 20 paket soal dan menggunakan barcode sebagai kode soal akan menekan tindak kecurangan, krn dalam 1 ruangan yg berjumlah 20 siswa akan ada 20 jenis soal yg berbeda beda. Dan dengan adanya barcode sebagai pengganti kode soal agar siswa tidak dpt mengetahui paket berapa kah yg dia dapatkan. Namun sebaliknya pula, banyak murid yg tidak setuju dan merasa tertekan dgn keputusan tsb. Saya berani jamin, jika ditanya satu satu bagaimana perasaan murid, pasti hampir semua menjawab mereka merasa stress. Dan jujur saya sendiri pun merasakan seperti itu.
Kami merasa dgn adanya 20 paket berarti akan ada 20 jenis variasi soal dari tiap SKL yg kami pelajari. Kami merasa waktu tidak memungkinkan untuk kami bisa menyerap sebegitu banyak materi UN mulai dari kelas 10,11,dan 12 dan apalagi dgn 20paket berarti kami hrs betul betul bisa memahami setiap SKL. Dan kami merasa jika kadar kesulitan tiap paket tidak akan sama walau pemerintah menjanjikan jika kadar kesulitan tiap paket tidak berbeda krn sudah ditimbang dgn baik.
Belum lagi dengan barcode yg menjadi 1 rangkap antara naskah soal dgn LJUN yg itu berarti LJUN harus mengerjakan soal yg berbarcode sama. Itu berarti jika dalam ujian lalu siswa melakukan kesalahan dalam LJUN contoh LJUN robek sedangkan siswa tsb telah mengerjakan 20 nomor, maka siswa tsb harus mengganti LJUN beserta naskah soalnyq. Jadi siswa hrs mengerjakan naskah soal baru lagi yg pasti berbeda dgn naskah soal yg pertama dikerjakan. Pemerintahpun menyediakan 1 paket tambahan yg digunakan sbg cadangan. Hal ini membuat kami sangat takut, krn walau bagaimanapun juga kami tidak bisa membayangkan jika pada saat kami telah mengerjakan beberapa nomor namun hanya krn tidak sengaja LJUN terlipat, maka kami hrs mengganti soal dgn yg baru sedangkan waktu akan terus berjalan.
Kekhawatiran lain bagi kami adalah saat kami tau jika LJUN dan naskah soal 1 rangkap. Maksudnya, LJUN harus kami sobek sendiri dari naskah soal. Timbul ketakutan bagi kami krn hal itu. Dan jujur saya dan teman2 seruangan saat tadi hendak merobek LJUN dari soal, kami sangatlah takut. Takut jika LJUN sobek tidak sesuai garis sehingga kami harus mengganti yang baru. Apalagi dengan tipisnya kertas LJUN tsb.
Lalu, dari banyaknya perubahan sistem UN yg pemerintah adakan untuk kami, dari beberapa keluhan kami ttg UN kali ini, bagaimana kah dgn kinerja pemerintah sendiri dalam pelaksanaan UN 2013 ini? Pada saat beberapa hari sebelum UN,bermunculan berita jika UN di beberapa daerah akan diundur. Bukan kah sungguh memalukan, saat 11 provinsi harus menunda UN krn pendistribusian naskah soal yg terlambat? Bukankah UN merupakan program tahunan di Indonesia? Mengapa bisa sampai terjadi hal seperti ini seakan2 ini merupakan program baru yg wajar jika msh ada kesalahan seperti itu.
Itu merupakan salah satu berita yg sudah gempor saat blm berlangsungnya UN. Lantas, bagaimana dgn kesalahan2 lain yg terjadi pada hari H? Seperti di Tasikmalaya yg naskah soal bhs Indo untuk SMA tertukar dgn SMK. Lalu, bagaimana dgn tertukarnya soal UN bhs Indo dgn bhs Inggris (yg dijadwalkan besok hari) di beberapa SMK di Bandung? Bagaimana pula dgn tertukarnya soal SMA yg didapat oleh SMK Cendikia yg membuat mereka hrs memfotocopy naskah UN dari sekolah lain? Bagaimana pula dgn LJUN bhs Indo yg tertukar dgn LJUN bhs Inggris di SMK Ciamis? Bagaimana dgn tertukar naskah soal bhs Indo IPA dgn IPS yg terjadi di Solo? Lalu dgn ketidak lengkapan soal yg terjadi di daerah Karanganyar? Sungguh kami sangat kecewa dgn terjadinya hal2 tersebut. Itu hanyalah sebagian krn masih ada kesalahan2 lain yg terjadi di UN hari pertama ini.
Namun, ini lah 1 hal yg paling membuat seluruh siswa merasa jengkel kecewa sakit hati dsb. Bagaimana bisa LJUN yg digunakan sangatlah berkualitas buruk? Kertas yg sangat tipis, printan yg tidak rata, pudar, dan yg paling parah yaitu saat kami menghapus tinta bulatan LJUN pun itu terhapus. Sungguh ini membuat kami bingung panik dan ketakutan. Saat kami menghapus pun, LJUN terlihat semakin tipis dgn seperti ingin robek. Bahkan serat2 kertasnya pun keluar dan jadi seperti berbulu. Sungguh, kami menghapus sudah sangat pelan dan hati2 namun itu lah kenyataan yg kami dapatkan bahwa kualitas LJUN sangat lah buruk. Mengapa LJK Try Out yg selalu pemerintah berikan jauh sangat berkualitas dibanding dgn LJUN ini? Bahkan, mengapa kualitas naskah soal sangatlah bagus tetapi justru kualitas LJUN tidak diperhatikan? Kertas soal yg sangatlah putih bersih, tebal, tintanya bagus, sangat berbeda jauh dgn LJUN yg jelas2 disitulah tempat kami hrs menjawab semua soal2 yg diujikan.
Maaf, tapi kami sangat kecewa. Sebegitu pemerintah tidak memperhatikan kami kah sampai begitu banyak kesalahan & kekurangan bisa terjadi? Dianggap apa kah kami para penerus bangsa? Bahan percobaan kalian kah? Kelinci percobaan yg digunakan untuk program2 tahunan? Haruskah kalian bermain2 dgn Ujian Nasional? Kami merasa program UN ini hanya merupakan ajang untuk "orang orang" bermain dan menikmati kenikmatan mereka sendiri. Bukan kah DPR mensahkan bahwa dana anggaran UN 2013 sejumlah 600M? Yg itu berarti naik sebesar 100M dari pengadaan UN tahun lalu. Lantas mengapa sistem UN 2013 justru malah semakin memburuk? Tidak cukupkah Pak, Bu anggaran sebesar itu untuk memberikan kami para penerus bangsa fasilitas yg lebih baik dan yg lebih layak? Ada apa kah dibalik pelaksanaan sistem UN ini? Ada "orang orang" yg memanfaatkan program UN untuk kepentingan pribadi kah? Setiap hari di TV muncul berita ttg penggelapan dana, setiap hari di Koran muncul berita ttg penggelapan dana, ini kah yg juga terjadi dgn pemerintah dlm melaksanakan UN 2013 dgn anggaran dana 600M? Mohon maaf jika kami atau saya beranggapan seperti itu. Kami hanya merasa tidak mendapatkan hak kami saat ujian dgn puas. Pemerintah terlalu banyak menuntut. Di LJUN ada kolom yg mengharuskan kami menulis " saya mengerjakan ujian dengan Jujur" , lantas jika kalian ingin kami untuk jujur, sudahkan kalian sendiri menerapkannya?
Saya menulis ini tidak maksud untuk merugikan pihak tertentu, saya hanya lah siswi kelas 12 yg ingin mengeluarkan rasa kekecewaan saya dan kawan kawan 2013. hanya sekedar curhat kalo bahasa anak muda nya. Saya berharap jika tahun ini LJUN terlihat seperti kertas koran, maka tahun depan tidak akan terlihat seperti kertas tisu. Tahun depan giliran adik saya yg akan UN, dan saya harap adik saya dan kawan kawannya nanti mengerjakan UN tidak lah dgn perasaan kecewa seperti yg saya dan kawan kawan saya rasakan.

Terimakasih,
- @elizabetheresia

(Ps : ini adalah beberapa bukti keluhan kawan kawan yg saya ambil dari social media)